TAPSEL-Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, SPt, MM, mengimbau ke segenap masyarakatnya untuk waspada terhadap ancaman penyakit tuberkulosis (TB). Menurut Bupati, baru-baru ini, di desa telah diadakan pelatihan terkait bagaimana menangani dan mencegah penularan TB di masyarakat.
“Karena, TB ini bisa menyerang lewat udara akibat dari micro bakteri di dalamnya. Maka dari itu, ini harus diwaspadai,” kata Bupati disela pertemuan, pengesahan, dan penyusunan dan rencana kerja forum multi sektor percepatan eliminasi TB Kabupaten Tapsel, Senin (5/9) di aula Emerald Hotel Mega Permata, Kota Padang Sidempuan.
Bahkan, di dalam acara yang masuk ke program menuju Tapsel bebas (entas) TB tersebut, Bupati menyampaikan, penyakit itu bisa berkomplikasi dengan penyakit lain seperti, meningitis, sendi yang rusak, serta kerusakan hati, ginjal, dan jantung. Bupati menyebut, penularan TB bisa terjadi pada siapa saja baik perokok aktif maupun pasif, pengguna narkoba, serta orang-orang yang pernah kontak dengan penderita TB.
Kata Bupati, TB juga merupakan masalah kesehatan utama nomor 10 yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya dan Indonesia termasuk penderita TB ke-3 terbesar di dunia setelah India dan Tiongkok.
“Diperkirakan Indonesia ada 824.000 kasus (TB) dan penyebab kematiannya sampai 93.000 jiwa pada 2020,” imbuh Bupati dalam acara yang digelar berkat kerja sama antara Dinas Kesehatan Tapsel beserta PT Agincourt Resources dengan Yayasan KNCV Indonesia itu.
Di Kabupaten Tapsel sendiri, kata Bupati, angka TB pada 2021 sebanyak 378 kasus dengan target 825 kasus. Sedangkan pada Juli 2022 ditemukan 212 kasus di Tapsel dari target 934 kasus. Angka kesembuhan TB di Tapsel pada 2022 mencapai 20 persen dan 2021 mencapai 33,7 persen. Serta target kesembuhan TB di Tapsel 80 persen. Penyakit TB menurut Bupati, harus ditangani dengan serius dan telaten hingga 6 bulan agar sembuh.
Bupati menerangkan, beberapa waktu lalu, ia pernah bertemu pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Pihak Dinas Kesehatan itu menyatakan jika penanganan TB di Tapsel masih dilakukan secara kombatan, belum memasuki ranah pencegahan. Maka dari itu, Bupati berpesan, untuk mencegah TB dari masyarakat, selain sembuhkan para penderita TB yang sudah terjangkit dengan cara menerapkan pola hidup bersih, dan sehat.
“Penanggulangan TB dibutukan kerja sama dari lintas sektor, bukan hanya dari pemerintah semata, termasuk yang kita lakukan hari ini saya ucapkan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini,” tutur Bupati.
Bupati berharap, melalui Forum tersebut dapat melahirkan arah dan solusi terkait penanganan TB di Kabupaten Tapsel. Ia juga mengharapkan, usai acara itu digelar ada evaluasi dan tindaklanjut dengan cara menyampaikan hal ini ke masyarakat luas. Forum ini juga bisa diharapkan memberi dukungan dan sumbangsih yang nyata bagi pengentasan TB di Kabupaten Tapsel.
“Atas atensinya saya ucapkan terimakasih atas kepedulian PT.AR, Dinas Kesehatan dan Yayasan KNCV Indonesia yang melibatkan multi sektor mulai OPD, NGO, PKK, Akademisi, Media, Perusahaan, Lembaga lainnya dalam rangka menuju Tapsel bebas TBC,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Tapsel, Ny Rosalina Dolly Pasaribu yang juga selaku Ketua FMS Percepatan Eliminasi TB. Baginya, Peraturan Presiden No.67/2021 tentang penanggulangan TB menjadi dukungan kuat bagi reformasi kesehatan di Indonesia. Menurut Rosalina, kegiatan penanggulangan TB itu, bukan hanya membahas persoalan kesehatan saja.
“Kegiatan ini mengajak kita untuk berperan dalam pencegahan penyakit TB. Forum ini juga dapat memberikan dukungan dan apresiasi bagi semua pihak dalam hal penanggulangan TB, sehingga harapannya, ke depan Kabupaten Tapsel bisa segera mengentaskan TB di masyarakat,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari perwakilan Kementerian Kesehatan RI, dr Endang Lukito Sari, atas diselenggarakannya Forum multi sektor penanggulangan TB pertama di Indonesia tersebut. Menurut Endang Forum pengentasan TB di Tapsel tersebut sangat baik sekali dan perlu dibawa serta dicontoh 513 kabupaten/kota lain yang ada di Indonesia.
Dia berharap, ke depan semakin banyak kabupaten/kota membuat program dalam hal pengentasan TB. Ke depan, pihaknya juga akan mengawal Forum multi sektor penanggulangan TB di Kabupaten Tapsel agar pengentasan penyakit tersebut dapat segera terwujud. Paling tidak 5 tahun ke depan Kabupaten Tapsel sudah bebas dari TB.
“Terimakasih, semoga sukses buat kita semua dan forum ini menjadi contoh yang baik untuk kita tunjukkan atau kita pamerkan dan kita serukan, supaya semua bisa sama-sama mengeliminasi TB di Indonesia,” ucapnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia dr John Sugiarto, menyampaikan bahwa sekitar 60 persen kasus TB di Indonesia belum teratasi, bisa jadi belum terjangkau maupun masih fokus menangani Covid-19. Pada Agustus 2022 lalu telah diluncurkan rencana aksi terpadu TB yang dilakukan Kementerian terkait yang menekankan untuk terbentuknya Forum multi sektor di kabupaten/kota untuk mengeliminasi TB di Indonesia.
“Yayasan KNCV Indonesia bersama Kementerian Kesehatan RI telah memfasilitasi pembentukan Forum multi sektor guna penanggulangan TB di Indonesia. Maka dari itu, melalui CSR dari PT Agincourt Resources dan Yayasan KNCV Indonesia turut berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan lainnya, untuk entaskan TB di Kabupaten Tapsel,” sebutnya.
Sedangkan Manager Community Development PT Agincourt Resource, Rohani Simbolon, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih karena pihaknya turut dilibatkan untuk berkontribusi dalam pengentasan TB di Kabupaten Tapsel. Dia mengatakan, bahwa PT Agincourt Resources, memiliki komitmen untuk memberikan kontribusi dalam hal permasalahan kesehatan di masyarakat.
“Jadi kami selalu berupaya mendukung dan mendorong tidak hanya di bidang kesehatan saja, tapi dari sisi ekonomi, sosial, dan lainnya, supaya visi misi menjadikan Tapanuli Selatan lebih sehat, cerdas, dan sejahtera, dapat terwujud,” tandasnya.
Adapun kegiatan pertemuan pembentukan, pengesahan, dan penyusunan rencana kerja FMS percepatan eliminasi TB Kabupaten Tapsel ini berlangsung dari tanggal 5 sampai 6 September 2022 dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari Kementerian Kesehatan dan KNCV. (Amils)